ROCKER Juga Butuh CINTA ( Chapter 3 )

ROCKER Juga Butuh CINTA ( Chapter 3 )

 

3. Tragedi Mr. Shock…

Meja kerja nya tertata dengan rapi, di bagian depan berjajar buku – buku teknik. Yang terdiri dari rumus-rumus , koefisien, perhitungan hingga tentang pelajaran ilmu pasti. Disisi kanan menumpuk hasil ujian elektronika daya milik mahasiswa hasil Kuis minggu kemarin. Tampak sudah terkoreksi dan terbubuhi nilai dengan tinta merah. Di sisi kiri terdapat berbagai macam alat elektronik, seperti handphone, mp3 player, mini netbook, jam tangan merek Seiko buatan tahun 1986 jauh lebih tua dari umur Ken, dan juga ada pencukur kumis elektrik. Ini lah barang ber-baterai yang tidak boleh ketinggalan ala Mr. Shock.

Saat itu menunjukkan pukul 9 pagi, saat dimana Mr Shock harus mulai mengajar. Mengajar kelas yang di perlukan sebuah kesabaran besar. Karena pagi itu Ken masuk menjadi bagian dari kelas situ. Mahasiswa yang sering telat, sering tidur di kelas, sering ngisengin cewek-cewek di kelas, dan mahasiswa yang selalu bilang “tidak” jika dosen mulai bertanya “Ken, berminat mengerjakan soal ini di papan?”, Ken yang ironis.

Langkah Mr shock berderap seiring desah nafasnya, berbekal buku-buku materi terbitan tahun 1980 dia mulai yakin untuk mengajar, dan mulai yakin untuk memberikan shock terapi untuk mahasiswanya hari ini. Dan saat pintu kelas terbuka saat itu semua mahasiswa telah siap untuk mendapatkan kejutan special seperti,

“Anak-anak, kumpulkan laporan minggu lalu, dan kita Kuis sekarang, close book, dan gak pake nyontek…cepat kumpulkan!!!”

Sontak semua penghuni kelas langsung sport jantung semua, bagaimana tidak tak ada persiapan sama sekali, contekan pun belum di buat, dan mereka masih bingung akan minta contekan ke siapa.
“Yaaaaahh bapak…masa Kuis lagi…minggu lalu kan sudah pak”
...
“Paaaakk…jangan Kuis dunk…belum belajar…”
...
“Lhoo…pak e kok ujug-ujug ujian toh…piye iki?”

Semua gemeter dengan pengumuman Kuis Mr shock. Deia yang sedari tadi diam pun angkat bicara
“Pak pomo, agar lebih efektif dan berkeperimanusiaan apakah tidak sebaiknya quisnya di undur gitu pak, bulan depan ato taun depan ato nunggu saya lulus hingga wisuda dulu…”.

Deia adalah salah satu mahasiswa yang aktif dalam keorganisasian seperti BEM dan organisasi yang bersifat kemanusiaan. Anaknya cantik imut, tapi tidur kalo diajak nonton ke bioskop. Inilah suasana histeris nan ironis paska Mr. Shock mengumumkan quis nya.
“Heh…heh…kalian ini gimana sih? Kalian disini untuk belajar. Untuk menuntut ilmu…lha kok podo eker-ekeran dewe iki piye toh?? Hayo ujian sekarang…cepat itu laporan di kumpulkan”

Dengan perasaan dongkol setengah gak percaya dan setengahnya lagi memendam sumpah serapah khas ABG alay jaman sekarang, mahasiswa-mahasiswi pada ngumpulin laporan yang di minta. Terlihat jelas mimik wajah nggak rela dari meraka. Cause nggak semua mahasiswa pada selesai ngerjakan. Ada yang sudah, ada yang baru setengah, ada yang nyalin belum kelar dah di serobot Mr Shock. Tragis mereka.

Mengingatkan pada tragedi jumat pagi, tragedy menyesakkan disaat mahasiswa 1 kelas musti lari keliling gedung fakultas gara-gara semua kagak ngerjain tugas dari Bu wiwik. Oh iya…siapa kah bu Wiwik?? Good question…bu Wiwik adalah dosen alat ukur yang super galak, tegas namun tergila-gila ama sinetron. Rambutnya yang tertata rapi, pendek dan mengkilau karena rajin nyalon tampak lebih garang dengan setelan blazer dan rock span abu-abu sedikit berbelah tengah. Umurnya gak terlalu tua, namun tenaganya bak cewek umur belasan. Manteb buat ngegebok mahasiswa seperti Ken.

Entah Mimpi dan angin apa yang menimpa mereka semalam, yang jelas pagi itu 27 orang musti lari ngelilingin gedung fakultas. Pemandangan lebih menyeramkan lagi tatkala di belakang mereka berdiri sosok bu wiwik dengan penggaris andalannya. Tapi Kenapa mereka musti lari?? Lagi-lagi good question…hari itu jumat pagi tepat waktu terakhir pengumpulan tugas alat ukur. Karena sulit nya soal dan kebiasaan bu Wiwik yang selalu menuntut mahasiswanya aktif mencari rumus di buku dan internet membuat soal2 yang di tugaskan sangat sukar untuk di selesaikan. Eits tapi jangan salah, Anggia Dwi Puspita atau Anggi si jenius, professor rumus, titisan Albert Einstein berhasil menghabisi soal2 bu Wiwik. Tapi sayangnya pagi itu dia ikut lagi juga.

Lho kok bisa? Bukannya anggi udah selesai? waaahh ente emang genius. Lagi-lagi pertanyaan bagus...humm.. kalo pertanyaan ini saya juga bingung. Tapi kayanya Ken yang paling tahu penyebabnya. Ken, kamis pagi datang menghampiri Anggi yang tengah meneguk es jeruk di makan siangnya.
“Eh…Anggi…panas ya siang ini tuh es jeruk seger banget ya…hummm”

Anggi yang sedari tadi duduk sendiri langsung tersentak kaget dengan penampakan pemuda dekil dengan rambut kusut dan mata mupeng. Dia sedikit menggeser tempat duduknya dan menyatakan bencana nasional kalo dah berurusan dengan Ken.
“Ada yang bisa di bantu Raden Mas Ken Aryosuwiryo Hardiningrat Suryodiprojo…?”

Timbal Anggi dengan sedikit muka masam ala cewe di iklan yang salah pake pembalut. Melihat tanggapan Anggi yang rada jutek dan Ken memutar otak dengan keras dan mencari jurus jitu untuk merayu Anggi agar misinya tercapai.
“Hehe si Anggi mah bisa aja…oh iya Nggi udah ngerjain tugas teknik pengukurannya bu Wiwik belum? Besok di kumpulin kan?” Ken sedikit berakting dengan wajah sok jenius.
“Kalo kamu mau minjem…aku jawab ENGGAK…!!” sedikit judes dan memalingkan wajah menyeruput es jeruk yang tampak menyegarkan.

Nah disinilah intelegensi otak kanan diperlukan. Jawaban yang paling menjatuhkan mental adalah sebuah jawaban yang keluar lebih awal sebelum pertanyaan di ciptakan. Tapi bukan Ken si anak kingkong kalo keabisan akal.
“Eh…jangan salah…aku juga sudah ngerjain Nggi…lha iki…semaleman aku ngerjain. Sampai ndak tidur. Apalagi itu referensinya susah e minta ampun…emang kamu ndak kesusahen yo ngerjain itu?”

Anggi cuek, dan tetap menghabiskan es jeruknya dengan pandangan lurus kedepan tanpa sedikitpun memalingkan wajah ke arah Ken. Baginya memandang Ken itu selain sebuah musibah juga sebuah kerugian memandang pemandangan yang rusak. Kasihan sekali Ken, hina sekali dia.
“Oh Nggi…e…sebenernya ini aku dapat info dari bu Wiwik kalo tugas nya ndak boleh di contekin ke temen. Karena kalo di contekin, yang nyontekin sama yang dicontekin sama-sama kena hukuman”

Sedikit aroma-aroma kebohongan pun menyerebak. Itu adalah trik no 19 dalam kamus “Bohong Sembawa Sukses” karangan Radenmas Ken. Dan hasilnya…
“Serius kamu??…kok aku ndak dapat kabar?”
“Lha itu dia Nggi…ya aku sih sebagai teman sejati cuma mengingatkan dikau…siapa tau nanti tugas mu ada yang nyontek? Ato pas kamu pulang tasmu di jambret trus tugasmu dicontek, ato juga kamu di hipnotis dan tugasmu dicontek. Bahaya kan…Mending kasih ke aku aja dan aku amanin”.

Bener-bener trik bohong yang norak. Ya nggak mungkin lah Anggi ke makan aman bualan kaya gini. 90% cewe cerdas pasti tidak akan percaya dengan trik norak dan kampungan yang di ucapkan Ken.
“Oh…yaudah kalo gitu aku titip ya…jangan di contekin orang lho”

Tapi sayangnya Anggi termasuk cewek yang 10% nya lagi. Dan Ken tersenyum puas trik nya berhasil. Hingga malapetaka itupun terjadi. Di bawah teriknya matahari dan deru nafas yang membara sambil berlari menahan malu,
“Eh lu tukang ketoprak…mana tugas aku? Sialan lu…”
“Maaf Nggi…kemarin kost-an aku kemalingan…lha aku sibuk ngejar malingnya trus kecapean trus tidur trus bangun kesiangan trus lupa bawa tugasmu…”
“Dan trus kita lari sekarang…dasar gesper hansip!!!”
“Maap nggi…maap….”

Setidaknya ini menjadi point penting pertimbangan untuk setiap anak fakultas teknik Elektro bilamana suatu hari sosok dekil dan lusuh itu meminjam tugas maupun lainnya. Karena pasti akan berakhir “Sad Ending”. Tragis...
...
Okay, kita kembali ke suasana kelas Mr. Shock dengan keluh kesah para mahasiswa buntut dari keputusan semena-mena Mr.shock mengumandangkan Kuis dadakan. Ini adalah hal biasa terjadi tapi menjadi tidak biasa setelah 2 sosok yang di Kenal…eee tapi lebih baik nggak usah di Kenal datang memasuki kelas dengan wajah merah dan expresi menahan pedas.
“Ma…maaaf pak…haaahh…kami terlambat…haah…”

Dodo udah kaya lepas dari antrian sembako murah dengan keringat bercucuran dan kemeja yang di buka sebatas dada yang mempertontonkan dadanya yang penuh bulu namun bau.
“huaaaah…huhaaahhh…bener pak…tadi tu kita di tipu pak Dul. Katanya sambelnya ndak pedes…eh ternyata puedesnya minta ampun pak…tobat pak…bapak jangan makan disana lagi. Selain sambelnya pedes, sekarang sudah ndak boleh ngutang lagi pak…ndak kongkrit pak Dul itu…ndak kongkrit”

Ken mencoba membangun suasana. Berharap relationship dengan Mr. Shock berujung baik. Tapi salah besar…
“Dodo….Ken…!!! kalian ini selalu terlambat. Pake memfitnah orang. Trus Kenapa itu baju pada kebuka? Mau bikin video dewasa anak kuliahan??? Sekarang sebagai hukumannya kalian lepas baju dan duduk paling depan. Sekarang kita Kuis!!!”

Ini lah uniknya dari Mr. Shock saat dia marah ada bagian dari organ di wajahnya yang turun naik. Kumisnya pren…lucu euyy…udah kaya tukang sate yang satenya gosong gara2 ngipasnya pake kipas listrik. Hehehe…kasihan Mr. Shock.
“Eh…kamu!!! Kalo nulis yang bener…ngomongin saya??!!ngomongin saya??!!”
“Saya pak??? kok bapak bisa marahin saya?? kan saya penulisnya...”
"Sekali lagi nulis nggak bener ngata-ngatain saya... awas kamu...."
"i...iya...iya pak... maaf...."

Tuh kan saya juga Kena. Udah ah saya nggak akan ikutan ngomongin Mr. Shock. Kita liat aja expresi Dodo dan Ken dengan keputusan kontroversial Mr.Shock. pasti akan terjadi pro dan kontra dengan adanya 2 orang mahasiswa ote-ote (dalam bahasa jawa ote-ote = telanjang dada) duduk paling depan dan mengerjakan Kuis.
“Heh??Buka baju??Kuis??” serentak muncul dari mulut Ken dan Dodo, dan melupakan pedasnya sambal pak dul
“Pak…ini ndak adil e…masa buka baju…porno pak…porno”
“Iya pak…lagian juga Kenapa harus Kuis…kan masih bisa dibicarain baik-baik…secara kekeluargaan gitu pak…damai…damai…”
Spontan Ken menoyor kepala Dodo yang kadang pemikiran ni anak malah memperkeruh suasana.
“Eh somplak…lu kata tilang polisi…pake acara damai kekeluargaan…emang acara kimpoian?? Maafin Dodo pak. Dulu dia pernah jatoh waktu kecil dan otaknya kegeser…hina sekali dia pak…hina sekali”
Beberapa jurus ngeles kadang di pelukan dalam kondisi seperti ini. Seperti menyebrang di sungai yang penuh dengan buaya. Terpleset sedikit kita akan di cabik-cabik. Dan Mr. Shock lebih buas dari buaya.
“Baik…kalo kalian nggak mau buka baju dan nggak mau ikut Kuis…siap-siap dapat nilai E…Paham kalian!!!”
“Lho…pak jangan pak…pak…masa depan saya pak…ibu saya sudah tua pak…apa jadinya kalo beliau tau nilai saya E…kasihan beliau pak…belum lagi pacar saya di kampung pak, dia menunggu saya lulus pak. Saya berjanji menikahinya. Apa jadinya kalo saya dapat E trus DO. Pasti dia akan sangat sedih pak…saya sangat mencintainya pak…hiks “ Dodo memelas.

Dan lagi-lagi tangan Ken melayang
‘Plaaakk!!!!!’
“Eh kobokan warteg…kondisi kaya gini malah curhat…lu kate reg spasi curhat…”
“Udah-udah!!! Sekarang buka baju…duduk di depan dan Kuis…pake ngeles udah kaya supir angkot semua…”

Dan aib itu pun terjadi. Dengan langkah gontai dan muka merah merona mereka pun mempreteli baju masing-masing. Dodo masih ada darah timur tengah, saat buka baju dadanya cukup banyak ditumbuhi bulu yang kadang bikin cewe tergila-gila. Entah apa korelasi antara bulu dada dan otak cewe-cewe, yang jelas saat Dodo buka baju cewe-cewe pada mendesis, mendesah, dan menjerit.
“Woooowww….Hhhhssshh…Dodo…sexy bangetttt….” Dini says
“Bulu nyaaa….gak kuat deh” Nuri says
“Dodo….ntar malem nonton yuk…” Jessica says
“085743928736…call me ya Do “ Dina says
“Dodooo… I love you…” Parman says

Haaah?? Parman?? Saya baru tau pren di kelas ini ada KW ( istilah untuk yang…humm gitu deh). Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap para species KW, kita lanjutin cerita ya. Semua pada gempar. Saya juga bingung segitu heboh kah bulu dada?? Cewe-cewe bilang cowo punya bulu dada itu macho, jantan, wibawa, edun. Saya tersugesti iseng kepikiran pengen punya bulu dada. Sampe pake saleb, vitamin malahan pake areng. Tapi nihil dan gak ada cewe-cewe tergila-gila ama saya…hina sekali saya …hina sekali…
‘Plaaangg!!!’ penghapus papan melayang
“Ni orang niat nulis apa curhat sih?? Dingin bego!!!”
"Aduuuhhhh.... Asu i.... kok kamu ngelempar saya toh?? saya penulisnya lho...."
"Eh somplak... lu nulis kelamaan.....apaan KW-KW dibawa-bawa??? cepet terusin....!!"
“Iya Do…saya terusin…bawel banget lu”

Kena lagi saya pren. Saya terusin ye. Melihat bulu dada yang subur mata Ken terbelalak. Dia tampak terpesona melihat dada yang rimbun dengan tubuh yang sedikit gempal.
“Busyeeet…itu dada apa perkebunan kelapa sawit?? Subur banget…gila aku aja yang pengen punya dari dulu kagak keturutan…bagi dikit pren bibitnya” sambil menarik bulu dada Dodo.
“Anjriit!! Loro ndasmu…!!! Uasyeeemmm…mbok kira anggrek cangkokan…tak kepret juga sini…udah ndak usah banyak cingcong…ndang di buka bajumu.”
“Lhaaa…aku isin e Do…”
“Yeeee…Rocker kok isin…malu sama pak de predi merkuri”

Dan tersingkap lah Kenapa Ken malu membuka baju…
“Hahahaha…panu ni yeee” Diea says
“Huuuummm…kerokan…hahaha…masuk angin coy??” Mega says
“Ken saya rekam ye…ntar download 3gp nya di 4shared…” Dianing says
“Hummm aku milih Dodo aja deh…” Dina says
“Keeen…I love u tooo” Parman says

Parman maneh.... Kayanya saya musti minta maaf udah masukin karakter KW ke ni cerita. Langsung di loncati aja KW nya. Terlalu Ironis yak. Dan siang itu pun menjadi saat yang tidak terlupakan oleh mereka berdua. Ya minimal gak dapat E lah. Walaupun setelah itu mereka pada pulang dan minum jamu tolak angin.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top